Kawasan Kotatua banyak memiliki gedung tua peninggalan bangsa Belanda. Sebagian gedung itu telah dimanfaatkan kembali, meskipun berbeda dari fungsi sebelumnya. Namun hal ini tidak menjadi soal, yang penting tidak mengubah bentuk bangunan. Beberapa bangunan yang telah direstorasi itu antara lain Museum Bank Mandiri dan Museum Bank Indonesia. Beberapa lagi pernah disewakan kepada pihak swasta.
Kini terdapat sekitar 53 bangunan tua menunggu uluran tangan. Bangunan-bangunan itu umumnya milik BUMN. Kesulitannya adalah pihak BUMN menginginkan bangunan tua miliknya bisa dimanfaatkan asalkan tidak mengubah fungsi utamanya. Misalnya kalau dulu bangunan itu berfungsi sebagai bank, maka bila ingin dimanfaatkan harus berhubungan dengan dunia perbankan. Ambil contoh sebagai kampus akademi perbankan atau museum perbankan.
Sebagian besar gedung-gedung tua itu telah rusak di bagian atap. Ini karena pengaruh cuaca, seperti panas dan hujan ditambah hembusan angin laut yang lembab. Gedung-gedung itu dibiarkan kosong, hanya dihuni pedagang kaki lima bahkan gelandangan.
Uniknya, pada saat-saat tertentu banyak calon pengantin memanfaatkan bangunan-bangunan yang ada untuk mengambil foto pra-wedding. Pemandangannya memang unik, sangat ideal untuk memori.
Banyak arkeolog, sejarawan, arsitek, dan pakar-pakar lainnya menaruh perhatian terhadap kawasan kotatua. Di Belanda, banyak bangunan sejenis dimanfaatkan untuk bisnis. Ada yang dijadikan toko buku, ada pula yang dijadikan pasar swalayan, dan sebagainya.
Sebagai bangsa yang memiliki apresiasi terhadap masa lampau, bangunan lama dengan fungsi baru itu, mampu menyedot wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Kita harus belajar banyak dari Belanda.
Kita harapkan banyak investor lokal tertarik menanamkan modal di kawasan kotatua ini. Dengan demikian pariwisata Jakarta menjadi tambah semarak. Dari pihak-pihak terkait pun perlu ada perhatian, misalnya insentif pajak dan kemudahan lainnya untuk investor. Mari kita bersama-sama menyelamatkan kawasan kotatua.
(Naskah: Djulianto Susantio, Foto: Candrian Attahiyyat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar