Berisi informasi tentang museum-museum di Jakarta, Kawasan Kotatua, dan Jakarta Tempo Doeloe

Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

Senin, 18 Mei 2009

Menyaksikan Kembali Sejarah Jakarta di Museum Fatahillah


Selamat datang di Museum Sejarah Jakarta, atau Museum Fatahillah. Dibangun tahun 1620, dengan menempati areal seluas 13 ribu meter persegi, Bangunannya bergaya arsitektur kuno abad ke-17 yang terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.

Dulu, pada jaman VOC, gedung ini bernama Stadhuis atau Stadhuisplein yang digunakan oleh pemerintahan Belanda sebagai gedung Balaikota, pusat pemerintahan Belanda saat masih berkuasa di Indonesia hingga akhirnya pada tanggal 30 Maret 1974, oleh pemerintah Indonesia, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.

Terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat, museum ini menyimpan banyak hal yang bisa diceritakan dari masa lalu. Mulai dari perjalanan sejarah Jakarta, hasil penggalian arkeologi di kawasan Jakarta, mebel antik dari abad ke-18, keramik, gerabah, hingga batu prasasti.

Koleksi-koleksi ini terdapat di berbagai ruang, seperti Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung, dan Ruang MH Thamrin. Terdapat juga berbagai koleksi tentang kebudayaan Betawi, numismatik, dan becak. Bahkan kini juga diletakkan patung Dewa Hermes(menurut mitologi Yunani, merupakan dewa keberuntungan dan perlindungan bagi kaum pedagang) yang tadinya terletak di perempatan Harmoni dan meriam Si Jagur yang dianggap mempunyai kekuatan magis.

Di masa lalu, selain berfungsi sebagai Balaikota, bangunan ini juga dijadikan sebagai penjara. Terdapat bekas penjara bawah tanah yang dulunya digunakan untuk menjebloskan orang-orang yang melanggar aturan hukum pemerintah Hindia Belanda. Konon, pejuang-pejuang Indonesia seperti Pangeran Diponegoro, pernah menghuni penjara ini.

Tanah lapang di depan bangunan Museum Sejarah Jakarta, dikenal dengan nama Taman Fatahillah, merupakan saksi bisu tempat dilaksanakannya eksekusi hukuman gantung bagi ribuan orang Cina yang terlibat dalam pemberontakan melawan Belanda tahun 1740.

Museum Fatahillah hanyalah salah satu di antara makin langkanya bangunan tua dan bersejarah di Ibu Kota, yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia terhadap pemerintah Belanda saat itu. Bangunan Museum Fatahillah ini, menorehkan banyak kenangan bagi mereka yang pernah tinggal, maupun yang hanya singgah di Jakarta tempo doeloe. Hingga kini museum ini masih dikunjungi. Tak hanya oleh wisatawan lokal, namun juga oleh wisatawan mancanegara, khususnya wisatawan Eropa.

Museum ini dibuka setiap hari Selasa hingga Minggu, mulai pukul 09.00-15.00 wib. Sedangkan museum ini ditutup untuk umum setiap hari Senin dan hari besar.

Cara Mencapai Daerah Ini
Museum ini dapat dicapai dengan menggunakan busway (Blok M - Kota), kendaraan pribadi, taksi, dan angkutan umum.

Tempat Menginap
Di Jakarta banyak hotel yang dapat dijadikan pilihan sebagai tempat menginap Anda. Jika ingin lebih dekat dengan kawasan Kota Lama Jakarta, Anda dapat menjadikan hotel-hotel di sekitar daerah Kota sebagai bahan pertimbangan Anda, seperti misalnya Hotel Omni Batavia, Le Grandeur Hotel (Dusit Mangga Dua), Novotel Mangga Dua, Sheraton dan lain-lain.

Berkeliling
Anda dapat mengeliligi Museum Fatahillah dengan berjalan kaki melihat koleksi museum.

Tempat Bersantap
Di sebelah timur pintu utama Museum Fatahillah, terdapat sebuah kafe yang bernama Kafe Museum. Kafe ini merupakan sarana pelengkap dari Museum Fatahillah dengan memanfaatkan gedung tua yang berarsitektur kolonial, sehingga penataan interiornya pun disesuaikan yang dilengkapi dengan pernak-pernik yang mengingatkan kita pada masa kolonial. Yang menarik dari kafe ini adalah daftar menu makanan yang bernuansa Betawi tempo doeloe yang dipengaruhi beberapa budaya, seperti Cina, Arab dan Belanda. Mulai dari portuguese steak, ong tjai ing, kwee tiaw, tuna sandwich "van zeulen", "east indies" chef's, soup "Ali Martak", sampai ikan bawal "si pitung" dan pisang goreng " Nyai Dasima" tersedia di kafe ini.

Buah Tangan
Anda dapat membeli T-shirt dan kaus, kartu pos, serta gantungan kunci sebagai cinderamata.

Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan
Banyak sekali hal yang dapat dilihat dan dilakukan disini, seperti:
Berfoto-foto di sekitar museum dan Taman Fatahillah yang antik.
Mengunjungi museum-museum yang ada di sekitar Museum Fatahillah.
Mengikuti acara yang diadakan museum-museum--misalnya, dengan menonton pagelaran drama tentang cerita-cerita di masa lalu.

Tips
Patuhilah segala petunjuk dan larangan yang ada di Museum
Gunakan pakaian yang nyaman untuk digunakan, mengingat udara Jakarta yang cukup panas dan terik.
Lebih baik apabila Anda melengkapi diri dengan kacamata hitam, topi dan payung.
Jangan lupa membawa kamera untuk berfoto
Jika ingin merasakan bagaimana suasana interaksi sosial pada jaman Belanda, tidak ada salahnya untuk mampir dan menghabiskan waktu di Kafe Museum. Kafe ini pada saat-saat tertentu akan menyajikan traditional live music , seperti tanjidor, orkes keroncong, gambang keromong, dan aneka tarian betawi, terlebih jika ada event-event khusus
Jika Anda tertarik, Anda dapat mengelilingi Museum Fatahillah bersama Sahabat Museum (Anda harus bergabung dulu dengan mailing list ini, sahabatmuseum@yahoogroups.com Gratis!

(Sumber: budpar.go.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kontak

Your Name :
Your Email :
Subject :
Message :
Image (case-sensitive):